Jumat, 31 Januari 2014

Puisi Pahlawan

Pelangi Merah Putih Jiwaku
Oleh: Metta Alvionita Heriyanto

Negeriku kaya akan sejuta budaya
Para penari merak menari
Dengan lemah gemulai
Gunung karakatau berdiri teguh
Di tengan lautan nusantara
Sungguh besarnya bunga rafflesia
Sungai bengawan solo mengalir
Ke laut lepas

Kijang Timor berlari riang di hamparan
Permadani hijau
Bulu-bulu burung cendrawasih
Menari-nari dimainkan angin
Sungguh indah sekali saat ia terbang
Di langit ibu pertiwi

Puncak jaya wijaya yang selalu
Diselimuti hamparan salju putih
Pertambangan migas yang  amat kaya
Di Pulau Kalimantan
Harumnya sate bulayak
serasa menggoyang lidah

Sambutan tari selamat datang
Menyambut kedatangan tamu ke papua
Hamparan pasir merica di pantai kuta
Kapal finisi membelah lautan ibu pertiwi
Candi borobudur menambah ulasan
Senyum negriku
Dan masih berjuta keragaman budaya
Indonesia yang tidak bisa dituliskan
Dengan sekejab

Walau sekarang ada seribu tarian modern
Walau sekarang ada seribu lagu
Yang lebih banyak digemari orang
Walau sekarang ada seribu
Makanan lezat dari luar negeri

Namun
Kemanapun kakiku melangkah
Hatiku tetap pada detakan
jantung ibu pertiwi
Kerena aku bangga menjadi
Anak nusantara

Mari para pemuda Indonesia
Satukan hati kalian
Demi melestarikan budaya bangsa kita
Agar tidak lenyap
Karena kita anak Indonesia
Negeri sejuta budaya

Jiwaku akan selalu pada merah putih

Juara 1 Lomba Resensi Buku Tingkat SMP Se-NTB

Resensi
 “Tuhan, Tunjukkan Jalan-Mu!..”




Metta Alvionita Heriyanto
SMP Negeri 2 Mataram
2013

Tertatih menuju Cahaya

Kemerosotan nilai religiusitas dan moralitas bukan hal asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Hal ini tercermin dari berbagai problematika yang ditunjukkan oleh masyarakat pada umumnya dan remaja pada khususnya. Banyak anak yang menyalahgunakan kepercayaan orangtua, bersifat dan bersikap manja, malas, dan terlibat pergaulan bebas yang berujung pernikahan dini.
Novel yang berjudul “Tuhan Tunjukkan Jalan-Mu!..” ini menggunakan sudut pandang ‘Aku’ yang bernama Arum. Dari tokoh Arum, penulis menyiratkan nilai religi yang mengajak para pembaca untuk hidup lebih bersahaja dengan mengutamakan nilai-nilai moral tanpa ada kesan yang menggurui. Novel ini menceritakan kisah hidup seorang gadis cilik bernama Arum yang selalu tabah, meneguhkan keyakinan, dan terkadang merasa rendah diri dalam menemukan jati diri. Pada masa kanak-kanaknya, Arum merasa menjadi anak yang tidak diperhatikan oleh orangtuanya. Sering kali dia membutuhkan kehadiran ibunya. Arum juga sering merasa minder dengan kakaknya yang bernama Mbak Ambar, yang selalu dibangga-banggakan Bapak. Walau begitu, gadis ini selalu menguatkan hati dan tekun beribadah. Dalam kisah ini, tokoh Arum bertekad bahwa suatu hari nanti, ia bisa membahagiakan orangtuanya. Namun secara umum, melalui kisah hidup tokoh-tokoh di dalam novel ini, pembaca seperti diajak untuk merasakan, membayangkan, dan menghayati nilai-nilai tersebut.
            Novel ini ditulis untuk menyadarkan bahwa seseorang memeluk agamanya tidak semata-mata diturunkan oleh orangtua atau orangtua yang mengharuskan anaknya beribadah. Pada umumnya, kisah hidup seseorang digambarkan dengan peran orangtua menyuruh anaknya untuk rajin beribadah. Namun sebaliknya, dalam novel ini, justru si anak yang berusaha keras mengajak orangtuanya beribadah. Sampai pada akhirnya, hati orangtuanya tergerak  untuk lebih dekat dengan Yang Maha Kuasa. Sejak masih kanak-kanak sampai hidup berkeluarga, tokoh Aku tetap menjadi orang yang selalu menerapkan nilai-nilai agama dan moral dalam hidupnya. Buku ini sangat bagus dibaca oleh semua kalangan karena dapat menginspirasi pembaca untuk merenung tanpa digurui.
            Selain berbagai keunggulan hikmah yang dimiliki oleh novel ini, ditemui juga kesalahan yang dapat dijadikan bahan perbaikan, seperti penulisan kata pada halaman 127. Kata tekat pada kalimat “Namun, kerana tekat Bapak sudah bulat...” seharusnya diperbaiki dengan kata tekad. Namun, jika ditinjau secara keseluruhan, buku ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan keluarga untuk membina dan mengembangkan pribadi yang bertakwa pada Sang Pencipta.

Rabu, 29 Januari 2014

Puisi Bebas

Meretas Mimpi
Oleh: Metta Alvionita Heriyanto

Apakah aku terlalu banyak berharap?
Sudahkah aku sakit jiwa?
Ataukah aku si gila?
Bukankah aku pemimpi?
Aku hanya tahu bahwa aku bukan pendusta
Aku gigih memperjuangkan setiap mimpi
Mencoba meralisasikan setiap titik-titik muzizat

Hingga penghujung usiaku, aku tetap belum menggapainya
Apakah aku putus asa? Tidak!
Aku yakin aku akan terus bereinkarnasi di setiap ruang dan waktu
Memperjuangkan setiap mimpi-mimpi terindah
Aku memang gila
Masalah?
Menurutmu, aku juga sakit jiwa
Memang aku peduli?
Dan akulah Sang Pemimpi
Apakah itu tidak waras?
Namun, aku bukan pendusta
Aku hanyalah seekor hewan nokturnal pendamba sinar mentari
Apakah aku akan menggapainya? Pasti!

Manusia saja bisa jadi pemimpi, masa aku tidak?

Jumat, 24 Januari 2014

FUNGSI APENDIKS ATAU UMBAI CACING

Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga abdomen).
Stomach colon rectum diagram - ms.gif
Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggrisvermiform appendix(atau hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung dengan caecum.
Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, Umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda - bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.
Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ vestigial (sisihan), sebagian yang lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi dalam sistem limfatik.
Operasi membuang umbai cacing dikenal sebagai appendektomi.
Banyak orang yang beranggapan bahwa apendiks tidak memiliki fungsi. Padahal tidak mungkinlah Tuhan menciptakan sesuatu tanpa peranan tertentu. Menurut penelitian yang dilakukan pada tahun 2013, fungsi umbai cacing adalah tempat penyimpanan bakteri baik yang membantu proses pencernaan makanan. Tidak hanya itu, umbai cacing juga menghasilkan zat anti kuman yang membantu tumbuh melawan kuman penyakit!


Sumber:
id.wikipedia.org/wiki/Umbai_cacingMajalah Sains Kuark Level 1